Rasulullahmenjawab: yaitu kelompok (kaum) yang mengaku muslim tetapi perbuatannya tidak murni menurut sunnahku (ada campuran/kotoran-kotoran aqidah dan faham yang tidak menurut sunahku), dan mereka memberi petunjuk tidak menurut petunjukku. Sebagian perbuatan mereka ada yang kamu anggap baik karena (cocok dengan sunahku) dan sebagiannya yang
KHUTBAHJUMAT PERTAMA : Inilah hati yang sehat di surga dunia dan surga di alam kubur, serta surga di Hari Kiamat. Keselamatan hati tidak akan terwujud, kecuali dengan terjaga dari lima perkara, yaitu syirik yang bertentangan dengan tauhid, dari bid'ah yang berhadapan dengan sunnah, dari syahwat yang menghambat urusannya, dari ghaflah
KhutbahPertama Tentang Mengingat Kehidupan Akhirat Allah memuji para Nabi dan Rasul. Dimana mereka adalah hamba-hambaNya yang senantiasa menaatiNya. Dan Allah memberikan keistimewaan kepada mereka dalam sebuah ayatNya. Allah berfirman: إِنَّا أَخْلَصْنَاهُم بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ
Kehormatanmanusia tidak berdasar kepada banyak sedikitnya harta, tetapi manusia terhormat adalah mereka yang mampu melepaskan diri dari segala jerat dunia, Kehormatan seorang hamba adalah Ketika ia bersandar sepenuhnya kepada Allah Yang Maha memiliki segalanya. Semoga kita menjadi hamba-hamba yang selamat hidup di duia dan akhirat.
KhutbahJumat - Orang Sengsara di Hari Kiamat. Oleh Sodikin. 2 tahun lalu. in Khutbah. Waktu Baca: 5 menit baca A A. A A. berkatalah Umar: "Saya sangat waspada dan hati-hati agar selamat dari duri itu". Lalu Ubay berkata "Demikianlah takwa itu" (Tafsir Ibnu Katsir, Juz 1, hal. 55). alam dunia, alam kubur dan alam akhirat
Sesuaitema khutbah ini mengenai ikhlas dalam beramal. Sifat ikhlas dalam bermal sangat penting, supaya kita terhindar dari sifat riya'. Sebagai muslim taat, ikhlas beramal harus kita tanamkan
. إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِن سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَقَالَ أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ ، حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ ، كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ ، ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ ، كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ ، لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ ، ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ ، ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ، أَمَّا بَعْدُ Hadirin sidang Jumat rahimakumullah Puji dan syukur marilah kita sama-sama panjatkan ke Hadirat Allah swt. Zat yang tak henti-hentinya memberi nikmat kepada kita semua. Tak terkecuali nikmat taufiq dan hidayah sehingga pada kesempatan ini kita bisa melangkahkan kedua kaki dan berada di tempat mulia ini. Semoga kelak setiap langkah kita ini menjadi bukti ketaatan kita di hadapan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Habibana Muhammad saw. yang menjadi penghulu para nabi dan pelita kegelapan bagi seluruh alam. Shalawat dan salam juga semoga terlimpah kepada para sahabatnya, para tabiin, tabi tabiin, hingga kepada kita yang senantiasa mengharapkan syafaatnya kelak di akhirat. Hadirin sidang Jumat rahimakumullah Sebelum melanjutkan khutbah ini, khatib berpesan kepada diri khatib dan jamaah sekalian, marilah sama-sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Sebab, takwa merupakan bekal terbaik menghadapi kehidupan dunia dan akhirat, takwa yang menjadi kekuatan dalam menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Mudah-mudahan Allah menggolongkan kita sebagai hamba yang bertakwa dan taat terhadap ketentuan-Nya. Amin ya rabbal alamin. Hadirin sidang Jumat rahimakumullah Sebagaimana ayat yang dikemukakan dalam muqaddimah di atas, Allah telah menunjukkan sifat umum manusia. Lantas apa sifat umum tersebut? Yaitu lalai terhadap perintah Allah, lalai bersyukur kepada Allah, lalai menjauhi perintah Allah, lalai terhadap peringatan Allah. Mereka justru sibuk dengan perkara dunia dan lupa akan urusan akhirat. Mereka sibuk bermegah-megahan. Mereka sibuk mengumpul-ngumpul harta hingga lupa kepada hisabn akhirat. Tak heran jika mereka lupa apakah harta yang dikumpulkannya halal atau tidak. Baru mereka tersadar setelah kematian menghampiri mereka. Sebagaimana yang ditegaskan dalam ayat أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ، حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ Artinya, “Berbangga-bangga dalam memperbanyak dunia telah melalaikanmu, sampai kamu masuk ke dalam kubur,” QS. at-Takatsur [102] 1-2. Melalui ayat ini, sesungguhnya Allah hendak memperingatkan kepada kita semua agar tidak lalai dan terlalu sibuk dengan urusan dunia sampai-sampai melupakan akhirat. Sebab, kematian pasti datang serta pertanggung-jawaban kepada Dzat Pemberi nikmat mesti kita lakukan kelak. Jangan sampai terjadi penyesalan di kemudian hari hanya karena kita terlena dengan kehidupan sementara. Kita terlalu asyik mengejar dunia yang fana. Lupa akan kehidupan kekal di akhirat. Hadirin, Kita tidak dilarang mencari dunia, namun mencarinya harus dengan cara-cara yang dibenarkan Allah swt. Kita tidak dilarang mengejar nikmat, namun ingat pertanyaan tentang nikmat di akhirat. Sebab, sekecil apa pun nikmat yang kita peroleh, kelak akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Pemberi nikmat. Demikian sebagaimana yang sudah diperingatkan Rasulullah saw. dalam sabdanya لاَ تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ، عَنْ عُمُرِهِ فِيمَ أَفْنَاهُ، وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَ أَبْلاَهُ، وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ، وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ Artinya, “Tidak akan bergeser langkah bani Adam pada hari Kiamat di depan Tuhannya hingga ditanya ihwal lima perkara pertama, ihwal umurnya. Dipakai apa umur tersebut? Kedua ihwal masa mudanya. Dipakai apa masa muda tersebut? Ketiga dan keempatnya ihwal hartanya. Dari mana harta itu diperoleh dan dipakai apa? Kelima ihwal apa yang dikerjakan sesuai dengan ilmu yang dimilikinya.” HR. at-Tirmidzi. Seperti itu pertanyaan-pertanyaan yang akan kita hadapi pada hari Kiamat. Makanya mari kita renungkan kembali sama-sama. Sudahkan kita mempersiapkan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut? Sudahkan mempergunakan umur kita dengan sebaik-baiknya? Sudahkan kita mempergunakan masa muda kita untuk taat kepada Allah? Sudahkan kita memperhatikan harta yang kita peroleh? Dari mana asalnya dan sudahkan di jalan yang diridai Allah? Sudahkah kita beramal saleh sesuai dengan yang diperintahkan Allah? Ini artinya, kita bukan dilarang mencari kekayaan, bukan tidak boleh mengejar kenikmatan dunia, namun pikirkan sebaik-baiknya pertanyaan yang akan kita hadapi kelak. Jangan sampai kita menyesal gegara kita terlalu asyik mengejar dunia hingga lupa halal dan haram, hingga lupa hisab di akhirat. Di sini kita jangan terlena dengan nikmat dunia yang fana, sebab masih ada nikmat kekal di akhirat yang harus kita perjuangkan. Ingat, kita di dunia hanya tidak lama dan sementara. Hidup ini ada akhirnya yaitu kematian. Sementara kematian merupakan awal dari pertanggung-jawaban di hadapan Tuhan. Sayangnya, kebanyakan manusia lupa akan hal ini. Makanya tak sedikit saudara kita yang mencari dunia namun lupa mencari akhirat. Banyak yang bergelimang harta namun lupa akan hak harta dan pertangungjawabannya di akhirat. Makanya sebelum terlambat, mari kita pergunakan sisa umur kita untuk memperbaiki sikap dan perbuatan kita. Kita manfaatkan kesempatan yang ada untuk beribadah kepada Allah. Sebab, yakinlah hanya ibadah dan amal saleh yang akan mengantarkan kita kepada rida Allah. Hadirin sidang Jumat rahimakumullah Walhasil kita jangan terlena sebab kita akan ditanya dengan lima pertanyaan tadi. Kira-kira sudahkah kita siap menjawabnya? Sudahkan kita memanfaatkan usia, masa muda, harta, dan beramal saleh? Belum lagi kita mempertanggungjawabkan nikmat-nikmat lainnya. Benar apa yang disampaikan Allah dalam Al-Quran ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ Artinya, “Kemudian, kamu pasti akan ditanya pada hari itu perihal kenikmatan yang mewah di dunia.” at-Taktsur [102] 8. Oleh sebab itu, selaku umat yang beriman, jangan pernah berhenti memperhatikan apa yang telah kita perbuat untuk hari esok, yakni hari akhirat. Jangan sampai menyesal di kemudian hari. Sudahkah kita taat kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya? Sudahkah kita tafakur bagaimana mempertanggung-jawabkan semua nikmat yang dikaruniakan-Nya? Apakah kita benar-benar ingin selamat dari siksa-Nya? Mari persiapkan dari sekarang. Jangan tunggu esok atau lusa. Sebab akhir hayat kita tidak ada yang tahu. Jangan pernah menunda tobat, jangan pernah menunda waktu untuk memperbaiki diri. Sebelum terlambat, lakukan sekarang. Selagi sehat, kerjakan sekarang. Selagi muda, perbuat dari sekarang. Mari kita simak lagi dengan seksama firman Allah يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat.” QS. al-Hasyr [59] 18. Maka, berhati-hatilah dalam setiap gerak gerik dan perbuatan kita. Sebab, semuanya akan terekam dalam catatan Alah. Semua nikmat-Nya manfaatkanlah sebaik-baiknya di jalan yang diridhai-Nya. Berhati-hati pula dalam mencari dan mengusahakan nikmat tersebut. Karena sidang Allah pasti nyata. Di sana kita tidak mungkin berdusta dan menyembunyikannya. Ingat, harta kita yang halalnya akan dihisab dan yang haramnya akan disiksa. Pantas Nabi Sulaiman as terlambat masuk surga gara-gara menghadapi persidangan harta yang dimilikinya. Padahal harta Nabi Sulaiman, diperoleh dari jalan halal dan dipakai di jalan yang diridai Allah. Bagaimana dengan kita yang terkadang ceroboh dalam mencari harta entah halal atau haram. Setelah didapatkan, kita lupa mensyukurinya. Kemudian, saat menggunakannya, entah di jalan yang diridhai Allah atau tidak? Simpulannya, kita jangan terlena mengejar dunia hingga melupakan syukur dan pertanggungjawabannya di akhirat. Ikuti aturan Allah jika kita ingin selamat dan meraih kebahagiaan dunia-akhirat. Manfaatkan nikmat sesuai dengan keinginan yang memberi nikmat. Jangan kita gunakan harta itu di jalan yang dapat mengundang murka-Nya. Sebab itu pula yang akan memperberat persidangan kita di akhirat. Semoga Allah senantiasa memberikan taufiq dan hidayah demi menjalani kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah. Amin ya rabbal alamin.
Tulisan tentang “Menggapai Pintu-Pintu Rezeki” adalah transkrip dari khutbah jumat yang disampaikan Ustadz Ammi Nur Baits, BA. Hafizhahullahu Ta’ala. Khutbah Jumat Kunci Selamat Dunia AkhiratKhutbah Jumat PertamaBertakwalah Kepada AllahHapus Kejelekan Dengan KebaikanBerakhlak BaikKhutbah Jumat KeduaVideo Khutbah Jumat Kunci Selamat Dunia Akhirat Khutbah Jumat Pertama Hadirin Jama’ah Jum’at yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan, Kita semua sepakat bahwa hidup ini hanya sementara dan pastinya kita nanti akan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk mengajarkan kepada manusia agar mereka bisa selamat di dunia dan di akhirat. Salah satu kunci agar seseorang bisa selamat di dunia dan di akhirat adalah dia bisa bersikap dengan sikap terbaik kepada Tuhannya, diri dia sendiri, dan kepada sesama makhluk yang ada di sekitarnya. Ketiga hal inilah yang menjadi dasar kita berinteraksi. Kita selalu berinteraksi dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan diri sendiri dan dengan orang lain yang ada di sekitar kita. Dan agar bisa berbuat baik terhadap ketiga hal ini, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyampaikannya dalam sebuah hadits, اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن “Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik” HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987 Bertakwalah Kepada Allah Pesan pertama yang beliau sampaikan, اتق الله حيثما كنت “Bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada”. Karena seorang hamba, setiap kali dia berinteraksi dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dia dituntut untuk bertakwa kepada-Nya. Dan bentuk takwa adalah sebagaimana yang Thalq bin Habib nyatakan, “Engkau melakukan ketaatan kepada Allah dengan bimbingan dari-Nya dalam rangka untuk mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan engkau menjauhi kemaksiatan didasari dengan panduan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala karena takut dengan hukuman dari-Nya.” Di manapun kita berada, dituntut untuk selalu menjaga takwa ini. Karena Rabb yang kita sembah ketika kita berada di tanah asal adalah Rabb yang sama yang kita sembah ketika kita sedang safar dan di manapun kita berada. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memberikan kunci, “Kalau kamu ingin mendapatkan balasan terbaik dari Allah, jagalah ketakwaan kepada-Nya di manapun kamu berada.” Hapus Kejelekan Dengan Kebaikan Pesan kedua, وأتبع السيئة الحسنة تمحها “Hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya.” Ada dua tafsir yang para ulama sampaikan. Makna yang pertama, iringi perbuatan maksiat dengan kebaikan artinya adalah iringi setiap perbuatan maksiat kita dengan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyebut perbuatan taubat dengan al hasanah. Sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan dalam Al-Qur’an, إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik taubat itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk.” QS. Hud[11] 114 Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ “Orang yang bertaubat dari perbuatan dosa, hakikatnya adalah dia tidak memiliki dosa tersebut.” HR. Ibnu Majah Dan makna yang kedua, وأتبع السيئة الحسنة تمحها “Hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya.” Artinya adalah ketika kita merasa sedang tenggelam dalam perbuatan maksiat, ketika kita sedang melakukan perbuatan dosa, maka salah satu di antara cara untuk menghapuskan dosa itu adalah dengan berbuat baik. Lakukanlah amal shalih setelah melakukan perbuatan dosa itu. Bisa dalam bentuk kita melaksanakan shalat, berdzikir, membaca Al-Qur’an, atau melaksanakan ibadah yang lainnya, termasuk sedekah. Karena dengan ibadah yang kita lakukan, maka kita akan mendapat penghapusan atas dosa yang kita kerjakan. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ، إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ “Antara shalat lima waktu, sholat jum’at ke sholat jum’at berikutnya, puasa Ramadhan ke puasa Ramadhan berikutnya melebur dosa-dosa yang terdapat di antaranya, selama pelakunya menjauhi dosa-dosa besar.” HR. Muslim Janji yang Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berikan, orang yang mengiringi perbuatan buruk dengan kebaikan, maka dosa perbuatan buruk tersebut akan Allah Subhanahu wa Ta’ala hapuskan. Dan ini adalah bagian dari cara terbaik untuk bermuamalah kepada diri kita agar tidak terbebani dengan berbagai macam dosa yang kita lakukan. Berakhlak Baik Kemudian pesan yang ketiga, وخالق الناس بخلق حسن “Bergaullah dengan orang lain dengan akhlak yang baik” HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987 Karena dengan memberikan akhlak yang mulia kepada sesama, maka kita menjadi orang yang berharga di mata masyarakat. Manusia dinilai karena akhlaknya, bukan karena yang lainnya. Status sosial akan menjadi hilang apabila orang itu memiliki akhlak yang tercela. Demikian sebagai khutbah yang pertama, semoga bermanfaat. Khutbah Jumat Kedua Kaum muslimin jama’ah Jum’at yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan, Berdasarkan tiga akhlak baik yang Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berikan, maka kita bisa mendapatkan kesimpulan bahwa dalam melakukan akhlak yang mulia, yang kita pikirkan tidak hanya berkaitan dengan interaksi antar sesama manusia. Termasuk juga di dalamnya interaksi antara manusia dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka kita dituntut untuk berakhlak mulia kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita juga dituntut untuk berakhlak mulia kepada diri kita sendiri. Dan kita juga dituntut untuk berakhlak mulia dengan sesama manusia yang ada di sekitar kita. Baik keluarga, tetangga, teman, maupun lingkungan di sekitar. Ada sebagian orang yang memiliki prinsip; akhlak yang mulia itu adalah berbuat baik kepada sesama manusia saja. Tentu prinsip ini adalah prinsip yang salah. Karena jika demikian, bisa jadi dia meninggalkan aturan Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengesampingkan akhlak kepada-Nya, dengan alasan dia berakhlak kepada manusia. Kalau ada orang lain yang mengajak kita untuk berbuat maksiat dan kita menolaknya, maka kita tidak disebut berakhlak jahat padanya. Berbuat baik kepada sesama manusia tidak boleh berlaku mutlak kelak sampai harus melanggar aturan syariat. Karena itulah, mohon untuk diperhatikan. Ada akhlak kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, akhlak kepada diri sendiri, dan ada akhlak kepada sesama manusia. Yang masing-masing harus memiliki porsi sesuai dengan apa yang syariat tetapkan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita kekuatan hidayah untuk selalu menjadi manusia yang bersikap ideal dalam kegiatan apapun yang kita lakukan. Baik ketika berinteraksi dalam ibadah, maupun ketika bermuamalah. Video Khutbah Jumat Kunci Selamat Dunia Akhirat Sumber Video Anb Channel Mari turut menyebarkan “Khutbah Jumat Kunci Selamat Dunia Akhirat” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum.
- Apakah anda sedang mencari contoh Khutbah sholat Jumat? Berikut ini referensi Khutbah Jumat yang dapat kalian pakai. Khutbah Jumat ini membahas seputar pentingnya menuntut ilmu. Menuntut ilmu adalah salah satu hal yang sangat penting dan juga menjadi anjuran dalam islam. Ada banyak hadits yang menganjurkan atau memerintahkan umat islam agar menuntut ilmu, meskipun harus pergi ke negeri yang jauh. Pasalnya, dengan adanya ilmu, seseorang bisa meraih keuntungan di dunia dan juga di akhirat. Dilansir dari situs Ponpes Lirboyo, berikut ini merupakan naskah Khutbah Jumat yang membahas tentang Raih Keuntungan Dunia dan Akhirat dengan Ilmu. Hadirin jamaah jumat, Baca Juga Teks khutbah Jumat Larangan Mengambil Hak dan Menzalimi Orang Lain Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita sejenak mengingat salah satu perintah Allah SWT kepada para hamba-Nya. Yaitu perintah untuk senantiasa bertakwa dan meningkatkan ketakwaan. Kemudian mari kita niatkan dan nadzarkan dalam sanubari, untuk melaksanakan perintah takwa itu. Hal ini tidak lain adalah agar kita dapat mencapai maqam muttaqin dalam pandangan Allah SWT. Yaitu orang yang bertakwa dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya. Allah SWT berfirman yang artinya "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam” QS. Ali Imran; 102. Hadirin jamaah jumat, Zaman di mana kita hidup sekarang ini adalah zaman yang penuh persaingan, di mana kita sudah merasakan betapa mencari sumber penghidupan di masa ini sangat berat dan penuh tantangan. Ketika seseorang tidak memiliki bekal dalam mengarungi hidupnya, maka ia akan tersisih dan terpinggirkan. Pertarungan untuk mendapatkan sumber penghidupan tiada habisnya, dan karena hal itu sudah menjadi titah Allah pada umat manusia. Sebagaimana telah disebutkan dalam Al-Quran “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi" Mereka berkata “Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” Qs. Al-Baqarah; 30. Baca Juga Khutbah Sholat Jumat Idul Adha 2023 Singkat Meneladani Kisah Kurban di Masa Rasulullah Sekelompok sahabat nabi mengatakan bahwa Allah SWT berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka malaikat berkata, “Bagaimana sifat-sifat khalifah Anda itu?” Allah menjawab, “Ia memiliki keturunan yang akan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka saling mendengki dan menumpahkan darah.”
Jakarta - Awal tahun 2023 sejatinya seorang muslim menyusun pola kehidupan yang lebih baik dari tahun sebelumnya untuk menjalani hari-hari berikutnya. Hal-hal baik yang pernah dilakukan di tahun 2022 dapat diteruskan di tahun ini, sementara yang buruknya ditinggalkan dan dievaluasi. Salah satu hal penting yang tidak boleh dilewatkan adalah soal persiapan menuju akhirat. Sebagaimana diketahui bahwa ajaran Islam meyakini setelah kehidupan dunia akan ada kehidupan akhirat. Di akhirat kelak segala perbuatan di dunia akan dipertanggungjawabkan, kecil maupun besar. Untuk itu, penting bagi setiap muslim mempersiapkan bekal menuju akhirat. Jangan sampai kita hidup bahagia di dunia, tapi melarat di akhirat. Bunda, Yuk Coba Resep dan Cara Mudah Bikin Nasi Kebuli dengan Rice Cooker 4 Resolusi Tahun Baru 2023 dalam Perspektif Islam, Insya Allah Berkah Malaikat Israfil Bertugas Tiup Sangkakala Kiamat, Apakah Sekarang Menganggur? Namun dalam praktiknya, tidak semua muslim menyadari akan pentingnya mempersiapkan bekal menuju akhirat. Maka dari itu, mengingatkan adalah cara terbaik agar sama-sama mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat kelak. Momentum khutbah Jumat dapat dimanfaatkan oleh seorang khatib. Khatib dapat menyampaikan tema khutbah Jumat pekan ini mengenai persiapan menuju akhirat dan apa saja bekal-bekalnya. Khatib yang ingin menyampaikan tema ini dapat menggunakan teks khutbah Jumat yang ditulis oleh Athiful Khoiri, mahasiswa pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan UAD Yogyakarta. Berikut adalah teks khutbah Jumat singkat dengan materi persiapan menuju akhirat yang dinukil dari situs Khutbah Pertamaاَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّد وَعَلَى اَلِهَ وَ اَصْحَبِهَ وَمَنْ وَّالَاهُ اَمَّا بّعْدُ فَيَاعِبَدَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَأِيَّايَ بِتَقْوَى االلهِ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Segala pujian dan sanjungan bagi Allah SwT. pemberi pertolongan dan ampunan kepada hamba-Nya yang mau menyapa-Nya. Kami memohon perlindungan-Nya dari kejahatan jiwa dan keburukan amal. Dia-lah pemberi petunjuk dan yang mampu menyesatkan siapa saja yang dikehendaki-Nya, tanpa seorang pun kuasa menolaknya. Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Yang Mahaesa dan Mahakuasa, tiada sekutu apapun bagi-Nya. Dan kami bersaksi jua bahwasanya Muhammad saw. adalah hamba dan utusan-Nya. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Tidak sedikit orang, apabila mendengar berita kematian merasa cemas. Kematian dianggap sebagai kejadian yang menakutkan. Kehidupan ini seolah tidak boleh berakhir. Padahal, semua orang tahu bahwa kematian merupakan hal yang pasti haq. Semua makhluk hidup yang bernyawa, tanpa terkecuali, pasti akan mengakhiri kehidupannya. Allah SwT berfirman dalam Qs Al-Ankabut ayat 57. كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۖ ثُمَّ إِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ Artinya “Setiap yang berjiwa akan merasakan mati, kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Sebagai muslim yang taat, tentu banyak bekal yang harus dipersiapkan sebelum meniti jalan kembali ke hadirat Allah SwT. Namun dalam kesempatan ini, kita bahas tiga hal pokok. Pertama, tabungan amal sebaik mungkin selama di dunia. Dalam surat Al-Mulk ayat 1-2 Allah berfirman sebagai berikut تَبَٰرَكَ ٱلَّذِي بِيَدِهِ ٱلۡمُلۡكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٌ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُورُ Artinya “Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Mahaperkasa lagi Mahapengampun.” Apa indikator amalan yang baik? Tidak lain adalah perbuatan yang dilakukan secara ikhlas, istikamah, maksimal, dan sebaik-baiknya. Baik dalam interaksi vertikal kepada Allah swt maupun secara horizontal kepada sesama manusia di muka bumi ini. Kedua, menyiapkan amalan yang terus mengalir pahalanya. Islam mengenal amal jariyah yang mengalir tanpa putus. Orang yang melakukan amalan jariyah semasa hidupnya akan mendapatkan pahala meski telah meninggal. Abu Hurairah pernah bercerita dalam sebuah hadis yang artinya, “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang saleh.” Riwayat Muslim. Sedangkan yang ketiga adalah berdoa agar diberikan husnul khatimah. Di antara tanda utama husnul khatimah ialah apabila mengucap kalimat laa ilaaha illallaah di akhir hayatnya. Menurut M. Quraish Shihab salah satu indikator khusnul khatimah adalah “ketekunan melaksanakan tuntunan agama”. Allah swt berfirman yang artinya, “Janganlah kamu mati mati kecuali dalam keadaan Muslim.” QS. Ali Imran 102. Islam mengajarkan tentang kebajikan, keimanan, amal saleh, dan akhlak mulia. Manakala semua itu sudah dijalani, dan pada akhirnya yang bersangkutan menemui kematian, maka peristiwa itu tidak perlu ditakutkan. Kematian dianggap sesuatu yang biasa, lazim, atau niscaya. Kematian akan menjadi indah, jika dalam keadaan husnul khatimah. Kehidupan seperti itulah yang dicita-citakan orang-orang yang beriman selama hidupnya. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ Keduaالْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ، اللّهُمَّ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ، Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Melalui khutbah kedua ini, marilah sejenak menengadah kehadirat Allah dengan khusyuk. Semoga dalam menjalani roda kehidupan, selalu dalam naungan dan perkenan Allah SwT. Ya Allah, berikanlah kekuatan iman dan Islam kepada kami. Tuntunlah setiap langkah kami di jalan kasih-Mu. Curahkanlah segala rahmat dan karunia-Mu kepada keluarga dan anak-anak kami. Duhai Tuhan yang Mahamenetap, yang Mahaagung, dan Mahaperkasa, Engkaulah yang Mahatahu, ampunilah kesalahan kelam kami selama ini, tutupi seburuk apapun aib-aib kami, bukakan lembaran-lembaran baru nan bersih yang dapat membasuh lembaran hitam di masa lalu kami. Amin. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فيِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فيِ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَ تُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَ سَلاَمٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ، وَ الحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. Saksikan Video Pilihan IniPerjuangan Relawan Pemakaman Jenazah Covid-19 di Banjarnegara* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
khutbah jumat selamat dunia akhirat